
Jokowi Merasa Inferior Karena Istana Negara Bikinan Kolonial
Jokowi Merasa Inferior Karena Istana Negara Bikinan Kolonial
Jokowi: Terkadang Kita Merasa Rendah Diri, Istana Negara sebagai Simbol tapi Hasil Peninggalan Kolonial
Presiden Joko Widodo kembali menyoroti bangunan istana negara yang berada di Jakarta, Bogor, dan Yogyakarta. Menurut Jokowi, istana-istana tersebut merupakan warisan peninggalan kolonial Belanda. Presiden Jokowi mengungkapkan pandangannya ini ketika menceritakan pengalamannya dalam menerima tamu-tamu penting dari berbagai negara. Banyak pemimpin dunia, seperti perdana menteri dan presiden, selalu terkesan dengan keindahan serta kemegahan istana negara di Indonesia. Meski demikian, Jokowi mengakui bahwa hal ini kerap membuat Indonesia merasa sedikit rendah diri atau inferior.
Menurut mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut, istana-istana yang kini menjadi simbol kebanggaan negara Indonesia sebenarnya berasal dari era kolonial. Hal ini mengundang perasaan campur aduk, di mana bangunan yang seharusnya mencerminkan kekuatan dan kedaulatan bangsa Indonesia justru berakar dari sejarah penjajahan.
Jokowi Merasa Inferior Karena Istana Negara Bikinan Kolonial
Istana sebagai Simbol Negara
Dalam setiap pertemuan diplomatik, terutama saat menyambut tamu negara dari luar, Istana Negara selalu menjadi sorotan. Bangunan megah ini kerap menjadi tempat penyelenggaraan acara-acara penting negara, termasuk pertemuan bilateral, penandatanganan kesepakatan, hingga jamuan makan kenegaraan. Keberadaannya yang sarat nilai sejarah serta arsitektur yang mewah membuat banyak pemimpin dunia terpesona.
Namun, di balik semua kemegahan tersebut, ada fakta sejarah yang tidak bisa diabaikan. Istana-istana tersebut dibangun pada masa kolonial Belanda sebagai pusat administrasi pemerintahan penjajah. Fakta inilah yang membuat Jokowi menyinggung perasaan inferior yang terkadang muncul di benak masyarakat Indonesia. “Istana yang megah ini memang simbol negara, tapi kita juga harus ingat bahwa bangunan ini adalah peninggalan kolonial,” ujar Jokowi.
Bangunan Bersejarah dan Pengaruh Kolonial
Istana negara yang kini menjadi pusat pemerintahan Indonesia, pada awalnya didirikan oleh pemerintah kolonial Belanda untuk kepentingan mereka sendiri. Misalnya, Istana Merdeka di Jakarta, yang dibangun pada abad ke-19, awalnya dikenal sebagai Istana Koningsplein, dan menjadi tempat tinggal resmi para gubernur jenderal Belanda. Begitu pula dengan Istana Bogor dan Istana Yogyakarta, yang masing-masing memiliki cerita sejarah tersendiri terkait masa penjajahan.
Seiring dengan berjalannya waktu, istana-istana ini kemudian digunakan oleh pemerintah Indonesia setelah kemerdekaan. Meski begitu, jejak peninggalan kolonial masih terasa kental, baik dari segi arsitektur maupun fungsi bangunan.
Perasaan Inferior dan Upaya Mengatasinya
Jokowi juga menyoroti bagaimana perasaan inferior ini muncul ketika menyadari bahwa simbol-simbol negara, seperti istana, masih memiliki hubungan dengan masa lalu penjajahan. Perasaan rendah diri ini bukan hanya tentang bangunan, tetapi juga mencerminkan bagaimana bangsa ini terkadang masih dibayang-bayangi oleh sejarah kolonial.
Namun, Jokowi menegaskan bahwa perasaan inferior ini seharusnya tidak membuat bangsa Indonesia kehilangan kepercayaan diri. “Kita harus menerima sejarah, tetapi kita juga harus bangga dengan apa yang kita miliki saat ini,” kata Jokowi. Menurutnya, penting bagi bangsa Indonesia untuk menghargai peninggalan sejarah, tanpa harus merasa rendah diri.
Sebagai bangsa yang merdeka, kita harus mampu mengubah persepsi terhadap peninggalan-peninggalan masa lalu. Meskipun istana-istana tersebut awalnya dibangun oleh penjajah, namun kini mereka telah menjadi bagian dari identitas nasional Indonesia. Lebih dari sekadar warisan kolonial, istana-istana tersebut kini menjadi saksi bisu perjalanan panjang bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan dan membangun negara.
Pentingnya Memahami Sejarah
Jokowi juga menekankan pentingnya generasi muda Indonesia untuk memahami sejarah bangsa, termasuk sejarah bangunan-bangunan bersejarah seperti Istana Negara. Dengan memahami sejarah, kita bisa menghargai masa lalu tanpa harus terjebak dalam perasaan inferior. Sejarah bukan untuk dilupakan, melainkan untuk dijadikan pelajaran agar bangsa ini bisa terus maju.
Istana sebagai simbol negara merupakan bagian dari warisan budaya yang harus dijaga dan dilestarikan. Meski demikian, penting untuk terus mengingat bahwa Indonesia saat ini bukan lagi negara yang terjajah, melainkan negara merdeka yang memiliki kedaulatan penuh. Dalam konteks inilah, Jokowi mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk lebih percaya diri dalam menyikapi warisan sejarah.